Sabtu, 03 Desember 2011

Cerpen B.Ind

Sesuatu yang Diharapkan Menjadi Kenyataan
(Karya: Mila Alfina)

          Hari libur sekolah merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh semua pelajar. Salah satu dari pelajar itu adalah Flora, ia sangat menantikan hari libur sekolah karena ia ingin istirahat sejenak dari kegiatan sekolah yang melelahkan itu dan ingin berekreasi. Maklum masih remaja jadi pikirannya selalu ingin rekreasi atau jalan-jalan. Akhirnya keinginan Flora itu datang juga. Alangkah senangnya Flora menyambut hari itu. Ia segera berkemas-kemas merapihkan semua pakaian dan semua perlengkapan yang ia butuhkan, karena ia dan orang tuanya memilih untuk menghabiskan waktu liburan di rumah nenek Flora yang terletak di Provinsi Bandung.
            Flora sekeluarga pergi ke Bandung dengan menggunakan kereta api. Selama di kereta api Flora membayangkan bagaimana reaksi kakaknya yang bernama Andrean, maklum Flora membayangkan hal itu karena sudah dua tahun ia tidak berkunjung ke rumah neneknya, karena pada liburan yang tahun-tahun kemarin Flora pergi ke Semarang ke rumah nenek dari ibunya. Flora berkata dalam hati, “gimana reaksi kakakku yah? Apakah beliau akan langsung memeluk aku saat aku baru tiba? Apakah beliau masih tidak perhatian kepadaku seperti dulu?. Aahhhh hatiku kok jadi kayak begini”. Flora langsung tidak menanggapi hatinya yang penuh kekhawatiran itu, ia mengalihkan perasaan hatinya itu dengan mendengarkan musik dan berbincang-bincang dengan ibunya yang bernama Yanti. Bisa dikatakan Flora dan Yanti seperti sahabat karena mereka memang dekat sekali, selalu berdua jika pergi kemana-mana.
            Tidak terasa ternyata Flora dan kedua orang tuanya telah sampai di rumah neneknya. Sesampainya Flora di rumah neneknya ternyata benar apa yang di khawatirkan itu terjadi, Andrean sama sekali tidak senang saat melihat Flora, di wajah Andrean tidak terlihat bahwa ia rindu dengan Flora malah sebaliknya ia terlihat tidak senang dengan kedatangan Flora. Flora berusaha ramah dengan kakaknya, Flora menyapa kakaknya dengan senyuman, “Hai, Kak Andrean...” Lalu, Flora salim dengan Kak Andrean. Sedangkan Andrean tidak menjawabnya. Flora langsung mengusap dada sambil berkata dalam hati, “Sabar, sabar, aku harus sabar”.
            Hari selanjutnya pun tiba, Flora beserta semua saudaranya ingin jalan-jalan ke Lembang, Bandung. Mereka ingin menikmati suasana yang sejuk disana. Sebelum jalan mereka semua bersiap-siap untuk berjalan-jalan. Flora sudah rapi sekali, ia sudah siap untuk berjalan-jalan, tetapi saat ia berkaca, ia berpikir seperti ada yang kurang pada pakaiannya, ternyata ia belum memakai jaket, seharusnya ia memakai jaket karena nanti di Lembang hawanya dingin. Flora langsung mencari jaketnya, tapi tak ketemu-ketemu juga. Flora berpikir sambil berkata dalam hati, “Aduh, aku harus bagaimana ya?, masa aku tidak memakai jaket ke Lembang, di sanakan dingin, bisa-bisa aku masuk angin”. Tiba-tiba muncul ide dalam pikiran Flora, “oh iya, kenapa aku tidak minjam saja sama saudara-saudaraku”, Flora langsung bergegas meminjam jaket kepada saudara-saudaranya. Pertama, Flora meminjam kepada sepupunya yang memiliki umur dan badannya tak berbeda  jauh dengan Flora yaitu Dina, Flora berkata, “Kak Dina boleh tidak aku meminjam jaket kakak? karena aku lupa membawa jaket.” Dina menjawab, “Maaf ya Flo, kakak hanya membawa satu jaket saja, coba saja kamu tanya kepada Novi mungkin dia membawa dua jaket”. “Ooh, yaudah kak gak apa-apa kok, makasih ya kak sarannya, aku akan coba meminjam kepada Kak Novi”, jawab Flora. Flora mencoba saran dari Dina untuk meminjam jaket kepada Novi, hasilnya ternyata sama saja Novi pun hanya membawa satu jaket. Flora sudah meminjam kepada semua saudaranya hasilnya, semua saudara Flora hanya membawa satu jaket saja, wajar sih kalau saudara Flora hanya membawa satu jaket saja, mereka itu kan tidak mau memenuhi tas mereka. Flora tambah bingung ia berpikir, “Semua saudaraku tidak ada yang meminjamkanku jaket, sepertinya ada satu orang yang belum aku tanya boleh atau tidak  aku untuk meminjam jaketnya, siapa ya???”. Flora mencoba terus berpikir, akhirnya ia tahu jawabannya, “oh, iya ternyata kakakku sendiri yang belum aku tanya, aku harus mencoba meminjam jaket kepadanya, tetapi aku kok takut ya untuk meminjam jaket kepada kakakku sendiri?, aku harus bagaimana? Kalau aku tidak meminjam jaket aku pasti akan masuk angin, sedangkan kalau aku meminjam jaketnya pasti aku dimarahi olehnya, hmm... Aku harus coba, berhasil atau tidaknnya aku meminjam itu urusan belakangan, yang penting aku sudah mencoba. Dengan tekad yang bulat Flora memutuskan untuk meminjam jaket kepada Andrean. Flora dengan ragu-ragu dan dengan rasa takut berkata kepada Andrean, “Kak, ak..ak..”. “Aduh kamu mau ngomong apa sih, cepat kalau mau berkata denganku, aku masih banyak tugas yang lebih penting!”, jawab Andrean dengan sinis. “Begini Kak, aku boleh tidak meminjam jaketmu?”, Flora bertanya kepada Andrean dengan perasaan agak sedih. “Maaf ya aku tidak punya jaket yang seukuran dengan tubuhmu, kamu pinjam saja dengan yang lain, sudah sana pergi, aku mau bekerja dulu, temanku sudah menjemputku!”, jawab Andrean dengan nada tinggi. Flora sangat sedih dengan sikap Andrean yang cuek (tidak perhatian), dan sinis kepadanya, Flora merasa seperti orang lain dengan Andrean, karena tidak terlihat bahwa Andrean sayang dengan Flora. Yang membuat Flora tambah sedih adalah Andrean bersama temannya yang menjemputnya itu dekat sekali seperti saudara, temannya itu meminjam jaket kepada Andrean, langsung Andrean pinjamkan, padahal temannya itu mempunyai badan yang lebih kecil dari Andrean, ternyata Andrean mempunyai jaket yang ukurannya kecil. Flora hanya bisa mengusap dada melihat itu semua.
            Melihat kejadian itu, Flora langsung curhat kepada Yanti, yang sudah Flora anggap seperti sahabatnya sendiri. Flora bercerita kepada Yanti dengan sedih, sampai-sampai Flora bertanya kepada Yanti dengan perasaan yang agak marah, “Kenapa ibu melahirkan aku?, aku ini hanya menjadi penghalang hubungan Kak Andrean dengan ibu dan bapak, aku hanya membuat hubungan di keluarga ini tidak rukun bu!...” Yanti menjawab pertanyaan itu, “Flo, kamu tidak pantas berbicara seperti itu, siapa yang bilang kamu yang membuat keluarga ini tidak rukun?, itu semua tidak benar karena bagi ibu hanya kamu yang membuat hati ibu senang karena hanya kamu yang dekat dengan ibu, sedangkan kakakmu jauh dari ibu, sejak kecil kakakmu diasuh oleh nenekmu, ibu mencari uang di Jakarta, tapi jujur dari hati nurani ibu yang paling dalam ibu sayang kepada anak-anak ibu. Ibu tidak ada maksud untuk lebih sayang kepadamu dibandingkan kakakmu, rasa sayang yang ibu bagikan itu sama. Malah, ibu sering memikirkan bagaimana keadaan kakakmu. Memang sewaktu kakakmu kecil ia pernah membuat ibu sakit hati. Kejadian itu adalah saat kakakmu dikhitan, ibu dan bapak membuatkan acara khitanan untuk kakakmu, ibu membawa semua tetangga yang ada di Jakarta ke Bandung untuk menikmati acara khitanan kakakmu. Setelah acaranya telah selesai, ibu dan bapak ingin pulang ke Jakarta bersama semua tetangga, kebetulan uang ibu dan bapak habis, ibu memutuskan untuk meminjam uang kepada kakakmu yang menerima uang dari orang-orang yang hadir dalam acara itu, ibu berkata,”Andre boleh tidak, ibu meminta uang itu sedikit saja untuk ibu pulang ke Jakarta”. Andrean menjawab dengan santai, “Itu ibu punya gelang, punya kalung, punya cincin ibu jual saja, jangan minta dengan Andre”. Ibu mendengar hal itu langsung sedih sekali, hati ibu sakit seperti terkena peluru, padahal ibu yang melahirkan kakakmu mengorbankan nyawa hidup atau mati. Ibupun tak perhitungan dengan kakakmu padahal yang membuat acara ini adalah ibu dan bapak, kalaupun ibu mempunyai uang, pasti ibu tidak mau meminta dengannya. Sedangkan nenekmu yang meminta uang kepada kakakmu, pasti kakakmu berikan. Dengan melihat kakakmu yang tidak sayang, tidak peduli dengan ibu maka ibu berbicara dengan bapakmu agar mempunyai anak satu lagi, dengan harapan anak itu bisa sayang dengan ibu dan anak itu adalah kamu,”. “Berarti semua ini bukan salahku bu?”, Flora bertanya kembali untuk menegaskan kalau semua masalah bukan salahnya. “Ya jelas tidak anakku, kakakmu hanya salah paham saja, ia mengira kalau ibu lebih sayang kamu”, jawab Yanti sambil memeluk Flora.
            Akhirnya Flora tahu kalau ini semua bukan salah dia, tetapi dia belum senang begitu saja, dia masih memikirkan bagaimana caranya agar Andrean tidak marah lagi dengan Flora dan agar Andrean bisa lebih sayang kepada ibu. Flora berpikir, kemudian munculah ide, ide itu adalah Flora akan meminta Indah untuk menjelaskan kejadian sebenarnya dan memujuk Andrean untuk meminta maaf kepada Yanti. Pasti Andrean mendengarkan kata-kata Indah, karena Indah adalah pacarnya Andrean.
             Flora langsung menghubungi Indah. Kebetulan Indah sedang tidak sibuk jadi ia langsung menjawab telepon dari Flora, “Halo, assalamua’alaikum, Flora ada apa?”.  Flora langsung cerita dan meminta tolong, “Begini Kak aku ingin minta tolong kepada Kak Indah, agar Kak Indah menjelaskan kepada Kak Andrean bahwa sebenarnya ibu tidak maksud untuk membeda-bedakan aku dengan Kak Andrean, sebenarnya ibu juga sayang sekali dengan Kak Andrean, ibu suka memikirkan bagaimana keadaan Kak Andrean, tapi kadang-kadang ibu masih suka sakit hati saat mengingat bahwa sewaktu Kak Andrean kecil ia pernah membuat ibuku sakit hati, Kak Indah mau tidak membantuku?”. Indah menjawab dengan lembut sekali, “Selama kakak bisa melakukannya, kakak pasti akan membantumu, memang apa yang membuat ibumu sakit hati dengan Kak Andrean?”. Flora langsung menjelaskannya dari awal sampai akhir. Setelah mendapat penjelasan dari Flora, Indah berkata, “Oke Flo, karena kakak sudah tahu masalahnya, Insya Allah kakak akan bisa memujuk Kak Andrean, do’akan kakak ya agar berhasil!”. “Terimakasih banyak Kak Indah, aku pasti akan mendo’akanmu selalu”, Jawab Flora sambil tersenyum. Flora berani untuk bercerita dan meminta tolong kepada Indah karena menurut saudara-saudaranya Flora, Indah adalah seorang wanita yang baik, pengertian, dan dapat menyimpan rahasia.
            Tidak tahu bagaimana caranya Indah berbicara dengan Andrean, tiba-tiba Andrean mendatangi Flora, ia langsung berkata kepada Flora, “Flo maafkan kakak ya, jika selama ini kakak selalu sinis dengan kamu, tidak pernah perhatian denganmu, sebenarnya kakak tidak ada maksud untuk berbuat seperti itu, tapi tak tahu kenapa, jika aku melihatmu aku selalu iri karena kamu selalu disayang oleh ibu, kamu mau tidak memaafkan kakak?”. “Tentu saja mau kak, maafkan aku juga ya kak, jika aku punya salah”, Flora memaafkan Andrean. Seusai meminta maaf kepada Flora, Andrean mendatangi Yanti, ia memeluk Yanti, sambil menangis dan berkata, ”Ibu maafkan aku ya jika sewaktu aku kecil aku pernah menyakiti hatimu, aku benar-benar menyesal bu...”. Yanti menjawab dengan hati yang tulus, ”Ibu pasti memaafkanmu anakku, karena aku sayang denganmu”. Ketika Yanti dan Andrean masih bermaaf-maafan, Flora langsung menghubungi Indah untuk bilang kepada Indah, bahwa Indah berhasil memujuk Andrean. Indah memengangkat telepon dari Flora, ia berkata, ”Halo, assalamua’laikum, ada apa Flo?”. “Kak Indah terima kasih ya berkat kakak, Kak Andrean sudah mengerti kejadian yang sebenarnya terjadi, dia juga sudah minta maaaf kepada ibu dan aku, jadi sekarang persaudaraan kami telah bersatu lagi”, Flora mengucapkan terima kasih kepada Indah. Indah menjawab, “Tidak usah berlebihan Flo, ini semua adalah berkat Tuhan”.
            Flora sangat bersyukur dengan Tuhan karena Tuhan telah memberikan jalan untuk menyatukan keluarganya. Kini keluarga Flora hidup rukun tidak ada marah-marahan antara Flora dengan Andrean, Andrean sekarang menjadi perhatian dengan Flora. Sedangkan hubungan Andrean dengan Indah akan berlanjut ke jenjang yang lebih serius lagi yaitu jenjang pernikahan. Akhirnya sesuatu yang diharapkan menjadi kenyataan.
            
Sesuatu yang Diharapkan Menjadi Kenyataan.
(Karya: Mila Alfina)

          Hari libur sekolah merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh semua pelajar. Salah satu dari pelajar itu adalah Flora, ia sangat menantikan hari libur sekolah karena ia ingin istirahat sejenak dari kegiatan sekolah yang melelahkan itu dan ingin berekreasi. Maklum masih remaja jadi pikirannya selalu ingin rekreasi atau jalan-jalan. Akhirnya keinginan Flora itu datang juga. Alangkah senangnya Flora menyambut hari itu. Ia segera berkemas-kemas merapihkan semua pakaian dan semua perlengkapan yang ia butuhkan, karena ia dan orang tuanya memilih untuk menghabiskan waktu liburan di rumah nenek Flora yang terletak di Provinsi Bandung.
            Flora sekeluarga pergi ke Bandung dengan menggunakan kereta api. Selama di kereta api Flora membayangkan bagaimana reaksi kakaknya yang bernama Andrean, maklum Flora membayangkan hal itu karena sudah dua tahun ia tidak berkunjung ke rumah neneknya, karena pada liburan yang tahun-tahun kemarin Flora pergi ke Semarang ke rumah nenek dari ibunya. Flora berkata dalam hati, “gimana reaksi kakakku yah? Apakah beliau akan langsung memeluk aku saat aku baru tiba? Apakah beliau masih tidak perhatian kepadaku seperti dulu?. Aahhhh hatiku kok jadi kayak begini”. Flora langsung tidak menanggapi hatinya yang penuh kekhawatiran itu, ia mengalihkan perasaan hatinya itu dengan mendengarkan musik dan berbincang-bincang dengan ibunya yang bernama Yanti. Bisa dikatakan Flora dan Yanti seperti sahabat karena mereka memang dekat sekali, selalu berdua jika pergi kemana-mana.
            Tidak terasa ternyata Flora dan kedua orang tuanya telah sampai di rumah neneknya. Sesampainya Flora di rumah neneknya ternyata benar apa yang di khawatirkan itu terjadi, Andrean sama sekali tidak senang saat melihat Flora, di wajah Andrean tidak terlihat bahwa ia rindu dengan Flora malah sebaliknya ia terlihat tidak senang dengan kedatangan Flora. Flora berusaha ramah dengan kakaknya, Flora menyapa kakaknya dengan senyuman, “Hai, Kak Andrean...” Lalu, Flora salim dengan Kak Andrean. Sedangkan Andrean tidak menjawabnya. Flora langsung mengusap dada sambil berkata dalam hati, “Sabar, sabar, aku harus sabar”.
            Hari selanjutnya pun tiba, Flora beserta semua saudaranya ingin jalan-jalan ke Lembang, Bandung. Mereka ingin menikmati suasana yang sejuk disana. Sebelum jalan mereka semua bersiap-siap untuk berjalan-jalan. Flora sudah rapi sekali, ia sudah siap untuk berjalan-jalan, tetapi saat ia berkaca, ia berpikir seperti ada yang kurang pada pakaiannya, ternyata ia belum memakai jaket, seharusnya ia memakai jaket karena nanti di Lembang hawanya dingin. Flora langsung mencari jaketnya, tapi tak ketemu-ketemu juga. Flora berpikir sambil berkata dalam hati, “Aduh, aku harus bagaimana ya?, masa aku tidak memakai jaket ke Lembang, di sanakan dingin, bisa-bisa aku masuk angin”. Tiba-tiba muncul ide dalam pikiran Flora, “oh iya, kenapa aku tidak minjam saja sama saudara-saudaraku”, Flora langsung bergegas meminjam jaket kepada saudara-saudaranya. Pertama, Flora meminjam kepada sepupunya yang memiliki umur dan badannya tak berbeda  jauh dengan Flora yaitu Dina, Flora berkata, “Kak Dina boleh tidak aku meminjam jaket kakak? karena aku lupa membawa jaket.” Dina menjawab, “Maaf ya Flo, kakak hanya membawa satu jaket saja, coba saja kamu tanya kepada Novi mungkin dia membawa dua jaket”. “Ooh, yaudah kak gak apa-apa kok, makasih ya kak sarannya, aku akan coba meminjam kepada Kak Novi”, jawab Flora. Flora mencoba saran dari Dina untuk meminjam jaket kepada Novi, hasilnya ternyata sama saja Novi pun hanya membawa satu jaket. Flora sudah meminjam kepada semua saudaranya hasilnya, semua saudara Flora hanya membawa satu jaket saja, wajar sih kalau saudara Flora hanya membawa satu jaket saja, mereka itu kan tidak mau memenuhi tas mereka. Flora tambah bingung ia berpikir, “Semua saudaraku tidak ada yang meminjamkanku jaket, sepertinya ada satu orang yang belum aku tanya boleh atau tidak  aku untuk meminjam jaketnya, siapa ya???”. Flora mencoba terus berpikir, akhirnya ia tahu jawabannya, “oh, iya ternyata kakakku sendiri yang belum aku tanya, aku harus mencoba meminjam jaket kepadanya, tetapi aku kok takut ya untuk meminjam jaket kepada kakakku sendiri?, aku harus bagaimana? Kalau aku tidak meminjam jaket aku pasti akan masuk angin, sedangkan kalau aku meminjam jaketnya pasti aku dimarahi olehnya, hmm... Aku harus coba, berhasil atau tidaknnya aku meminjam itu urusan belakangan, yang penting aku sudah mencoba. Dengan tekad yang bulat Flora memutuskan untuk meminjam jaket kepada Andrean. Flora dengan ragu-ragu dan dengan rasa takut berkata kepada Andrean, “Kak, ak..ak..”. “Aduh kamu mau ngomong apa sih, cepat kalau mau berkata denganku, aku masih banyak tugas yang lebih penting!”, jawab Andrean dengan sinis. “Begini Kak, aku boleh tidak meminjam jaketmu?”, Flora bertanya kepada Andrean dengan perasaan agak sedih. “Maaf ya aku tidak punya jaket yang seukuran dengan tubuhmu, kamu pinjam saja dengan yang lain, sudah sana pergi, aku mau bekerja dulu, temanku sudah menjemputku!”, jawab Andrean dengan nada tinggi. Flora sangat sedih dengan sikap Andrean yang cuek (tidak perhatian), dan sinis kepadanya, Flora merasa seperti orang lain dengan Andrean, karena tidak terlihat bahwa Andrean sayang dengan Flora. Yang membuat Flora tambah sedih adalah Andrean bersama temannya yang menjemputnya itu dekat sekali seperti saudara, temannya itu meminjam jaket kepada Andrean, langsung Andrean pinjamkan, padahal temannya itu mempunyai badan yang lebih kecil dari Andrean, ternyata Andrean mempunyai jaket yang ukurannya kecil. Flora hanya bisa mengusap dada melihat itu semua.
            Melihat kejadian itu, Flora langsung curhat kepada Yanti, yang sudah Flora anggap seperti sahabatnya sendiri. Flora bercerita kepada Yanti dengan sedih, sampai-sampai Flora bertanya kepada Yanti dengan perasaan yang agak marah, “Kenapa ibu melahirkan aku?, aku ini hanya menjadi penghalang hubungan Kak Andrean dengan ibu dan bapak, aku hanya membuat hubungan di keluarga ini tidak rukun bu!...” Yanti menjawab pertanyaan itu, “Flo, kamu tidak pantas berbicara seperti itu, siapa yang bilang kamu yang membuat keluarga ini tidak rukun?, itu semua tidak benar karena bagi ibu hanya kamu yang membuat hati ibu senang karena hanya kamu yang dekat dengan ibu, sedangkan kakakmu jauh dari ibu, sejak kecil kakakmu diasuh oleh nenekmu, ibu mencari uang di Jakarta, tapi jujur dari hati nurani ibu yang paling dalam ibu sayang kepada anak-anak ibu. Ibu tidak ada maksud untuk lebih sayang kepadamu dibandingkan kakakmu, rasa sayang yang ibu bagikan itu sama. Malah, ibu sering memikirkan bagaimana keadaan kakakmu. Memang sewaktu kakakmu kecil ia pernah membuat ibu sakit hati. Kejadian itu adalah saat kakakmu dikhitan, ibu dan bapak membuatkan acara khitanan untuk kakakmu, ibu membawa semua tetangga yang ada di Jakarta ke Bandung untuk menikmati acara khitanan kakakmu. Setelah acaranya telah selesai, ibu dan bapak ingin pulang ke Jakarta bersama semua tetangga, kebetulan uang ibu dan bapak habis, ibu memutuskan untuk meminjam uang kepada kakakmu yang menerima uang dari orang-orang yang hadir dalam acara itu, ibu berkata,”Andre boleh tidak, ibu meminta uang itu sedikit saja untuk ibu pulang ke Jakarta”. Andrean menjawab dengan santai, “Itu ibu punya gelang, punya kalung, punya cincin ibu jual saja, jangan minta dengan Andre”. Ibu mendengar hal itu langsung sedih sekali, hati ibu sakit seperti terkena peluru, padahal ibu yang melahirkan kakakmu mengorbankan nyawa hidup atau mati. Ibupun tak perhitungan dengan kakakmu padahal yang membuat acara ini adalah ibu dan bapak, kalaupun ibu mempunyai uang, pasti ibu tidak mau meminta dengannya. Sedangkan nenekmu yang meminta uang kepada kakakmu, pasti kakakmu berikan. Dengan melihat kakakmu yang tidak sayang, tidak peduli dengan ibu maka ibu berbicara dengan bapakmu agar mempunyai anak satu lagi, dengan harapan anak itu bisa sayang dengan ibu dan anak itu adalah kamu,”. “Berarti semua ini bukan salahku bu?”, Flora bertanya kembali untuk menegaskan kalau semua masalah bukan salahnya. “Ya jelas tidak anakku, kakakmu hanya salah paham saja, ia mengira kalau ibu lebih sayang kamu”, jawab Yanti sambil memeluk Flora.
            Akhirnya Flora tahu kalau ini semua bukan salah dia, tetapi dia belum senang begitu saja, dia masih memikirkan bagaimana caranya agar Andrean tidak marah lagi dengan Flora dan agar Andrean bisa lebih sayang kepada ibu. Flora berpikir, kemudian munculah ide, ide itu adalah Flora akan meminta Indah untuk menjelaskan kejadian sebenarnya dan memujuk Andrean untuk meminta maaf kepada Yanti. Pasti Andrean mendengarkan kata-kata Indah, karena Indah adalah pacarnya Andrean.
             Flora langsung menghubungi Indah. Kebetulan Indah sedang tidak sibuk jadi ia langsung menjawab telepon dari Flora, “Halo, assalamua’alaikum, Flora ada apa?”.  Flora langsung cerita dan meminta tolong, “Begini Kak aku ingin minta tolong kepada Kak Indah, agar Kak Indah menjelaskan kepada Kak Andrean bahwa sebenarnya ibu tidak maksud untuk membeda-bedakan aku dengan Kak Andrean, sebenarnya ibu juga sayang sekali dengan Kak Andrean, ibu suka memikirkan bagaimana keadaan Kak Andrean, tapi kadang-kadang ibu masih suka sakit hati saat mengingat bahwa sewaktu Kak Andrean kecil ia pernah membuat ibuku sakit hati, Kak Indah mau tidak membantuku?”. Indah menjawab dengan lembut sekali, “Selama kakak bisa melakukannya, kakak pasti akan membantumu, memang apa yang membuat ibumu sakit hati dengan Kak Andrean?”. Flora langsung menjelaskannya dari awal sampai akhir. Setelah mendapat penjelasan dari Flora, Indah berkata, “Oke Flo, karena kakak sudah tahu masalahnya, Insya Allah kakak akan bisa memujuk Kak Andrean, do’akan kakak ya agar berhasil!”. “Terimakasih banyak Kak Indah, aku pasti akan mendo’akanmu selalu”, Jawab Flora sambil tersenyum. Flora berani untuk bercerita dan meminta tolong kepada Indah karena menurut saudara-saudaranya Flora, Indah adalah seorang wanita yang baik, pengertian, dan dapat menyimpan rahasia.
            Tidak tahu bagaimana caranya Indah berbicara dengan Andrean, tiba-tiba Andrean mendatangi Flora, ia langsung berkata kepada Flora, “Flo maafkan kakak ya, jika selama ini kakak selalu sinis dengan kamu, tidak pernah perhatian denganmu, sebenarnya kakak tidak ada maksud untuk berbuat seperti itu, tapi tak tahu kenapa, jika aku melihatmu aku selalu iri karena kamu selalu disayang oleh ibu, kamu mau tidak memaafkan kakak?”. “Tentu saja mau kak, maafkan aku juga ya kak, jika aku punya salah”, Flora memaafkan Andrean. Seusai meminta maaf kepada Flora, Andrean mendatangi Yanti, ia memeluk Yanti, sambil menangis dan berkata, ”Ibu maafkan aku ya jika sewaktu aku kecil aku pernah menyakiti hatimu, aku benar-benar menyesal bu...”. Yanti menjawab dengan hati yang tulus, ”Ibu pasti memaafkanmu anakku, karena aku sayang denganmu”. Ketika Yanti dan Andrean masih bermaaf-maafan, Flora langsung menghubungi Indah untuk bilang kepada Indah, bahwa Indah berhasil memujuk Andrean. Indah memengangkat telepon dari Flora, ia berkata, ”Halo, assalamua’laikum, ada apa Flo?”. “Kak Indah terima kasih ya berkat kakak, Kak Andrean sudah mengerti kejadian yang sebenarnya terjadi, dia juga sudah minta maaaf kepada ibu dan aku, jadi sekarang persaudaraan kami telah bersatu lagi”, Flora mengucapkan terima kasih kepada Indah. Indah menjawab, “Tidak usah berlebihan Flo, ini semua adalah berkat Tuhan”.
            Flora sangat bersyukur dengan Tuhan karena Tuhan telah memberikan jalan untuk menyatukan keluarganya. Kini keluarga Flora hidup rukun tidak ada marah-marahan antara Flora dengan Andrean, Andrean sekarang menjadi perhatian dengan Flora. Sedangkan hubungan Andrean dengan Indah akan berlanjut ke jenjang yang lebih serius lagi yaitu jenjang pernikahan. Akhirnya sesuatu yang diharapkan menjadi kenyataan.
            

Jumat, 02 Desember 2011

Teardrops On My Guitar-Taylor Swift

Drew looks at me, I fake a smile so he won't see
That I want and I'm needing everything that we should be
I'll bet she's beautiful, that girl he talks about
And she's got everything that I have to live without

Drew talks to me, I laugh cause it's so damn funny
That I can't even see anyone when he's with me
He says he's so in love, he's finally got it right,
I wonder if he knows he's all I think about at night

[Chorus:]

He's the reason for the teardrops on my guitar
The only thing that keeps me wishing on a wishing star
He's the song in the car I keep singing, don't know why I do

Drew walks by me, can he tell that I can't breathe?
And there he goes, so perfectly,
The kind of flawless I wish I could be
She'd better hold him tight, give him all her love
Look in those beautiful eyes and know she's lucky cause

[Repeat Chorus]

So I drive home alone, as I turn out the light
I'll put his picture down and maybe
Get some sleep tonight

He's the reason for the teardrops on my guitar
The only one who's got enough for me to break my heart
He's the song in the car I keep singing, don't know why I do
He's the time taken up, but there's never enough
And he's all that I need to fall into..

Drew looks at me, I fake a smile so he won't see.

Kamis, 24 November 2011

lee seung gi


MV Lee Seung Gi – Losing My Mind (OST My Girlfriend is Gumiho)
credit to tryp96@twitter
Lirik Hangul+Romanization– Lee Seung Gi – Losing My Mind
정신이 나갔었나봐 그땐
내가 어떻게 너를 떠나가
너만을 사랑해 정말 미안해
눈물만 흘러내려
정신이 나갔었나봐 그땐
내가 어떻게 너를 떠나가
너무나 보고파 니가 보고파
제발 날 용서해줘
정신이 나갔었나봐
이미 늦었다는 걸 알아
슬퍼해도 이제 모두 소용없단 걸
바람이 불어오고 내 맘이 시려와도
널 다시는 볼 수 없니 oh~
Oh baby 나를 떠나가지마
Oh baby 나는 너 하나뿐야
그대여 돌아와 날 꽉 안아줘
너 없인 견딜 수 없어
정신이 나갔었나봐 그땐
내가 어떻게 너를 떠나가
너만을 사랑해 정말 미안해
눈물만 흘러내려
정신이 나갔었나봐 그땐
내가 어떻게 너를 떠나가
너무나 보고파 니가 보고파
제발 날 용서해줘
정신이 나갔었나봐
사랑한단 말을 못했어 (미안해서)
고맙다는 말도 못했어 (떠날까봐)
Come back to me my girl (my girl)
오늘밤 너땜에 잠 못들어
Oh baby 나를 떠나가지마
Oh baby 나는 너 하나뿐이야
그대여 돌아와 날 꽉 안아줘
너 없인 견딜 수 없어
정신이 나갔었나봐 그땐
내가 어떻게 너를 떠나가
너만을 사랑해 정말 미안해
눈물만 흘러내려
정신이 나갔었나봐 그땐
내가 어떻게 너를 떠나가
너무나 보고파 니가 보고파
제발 날 용서해줘
정신이 나갔었나봐
살며시 안아주고 싶어
살며시 입맞추고 싶어
그대의 품에서 나 잠들고 싶어 yeah yeah yeah ~
그땐 정말로 정신이 나갔었나봐
—–
jeongsini nagass-eonabwa geuttaen
naega eotteohge neoleul tteonaga
neoman-eul saranghae jeongmal mianhae
nunmulman heulleonaelyeo
jeongsini nagass-eonabwa geuttaen
naega eotteohge neoleul tteonaga
neomuna bogopa niga bogopa
jebal nal yongseohaejwo
jeongsini nagass-eonabwa
imi neuj-eossdaneun geol al-a
seulpeohaedo ije modu soyong-eobsdan geol
balam-i bul-eoogo nae mam-i silyeowado
neol dasineun bol su eobsni oh~
Oh baby nareul tteonagajima
Oh baby naneun neo hanappun-ya
geudaeyeo dorawa nal kkwag an-ajwo
neo eobsin gyeondil su eobseo
jeongsini nagass-eonabwa geuttaen
naega eotteohge neoleul tteonaga
neomaneul saranghae jeongmal mianhae
nunmulman heulleonaelyeo
jeongsini nagass-eonabwa geuttaen
naega eotteohge neoleul tteonaga
neomuna bogopa niga bogopa
jebal nal yongseohaejwo
jeongsini nagass-eonabwa
saranghandan mareul mothaesseo (mianhaeseo)
gomabdaneun maldo mothaess-eo (tteonalkkabwa)
Come back to me my girl (my girl)
oneulbam neottaeme jam modeuleo
Oh baby naleul tteonagajima
Oh baby naneun neo hanappuniya
geudaeyeo dorawa nal kkwag anajwo
neo eobsin gyeondil su eobseo
jeongsini nagass-eonabwa geuttaen
naega eotteohge neoleul tteonaga
neomaneul saranghae jeongmal mianhae
nunmulman heulleonaelyeo
jeongsini nagass-eonabwa geuttaen
naega eotteohge neoleul tteonaga
neomuna bogopa niga bogopa
jebal nal yongseohaejwo
jeongsini nagass-eonabwa
salmyeosi anajugo sipeo
salmyeosi ibmajchugo sipeo
geudaeui pumeseo na jamdeulgo sipeo yeah yeah yeah ~
geuttaen jeongmallo jeongsin-i nagass-eonabwa

because I'm Stupid


Nae meoriga neomuna nappaseo
Neo hanapakke nan moreugo
Tareun sarameun pogoittneun neon
Ireon naema-eumdo moreugettji

Neoui harue naran eoptgettji
Tto chu'eokjoch'a eoptgettjiman
Neoman paraman pogoittneun nan
Chakku nunmuli heureugoisseo

Neoui dwaetmoseubeul poneungeotdo nan haengbokiya
Ajik naui ma-eumeul mollado
Kkeutnae seuch'ideusi kado

Niga neomu pogosip'eun nalen
Neomu kyeondigi himdeul naleneun
Neoreul saranghanda ipgae maemdola
Honja dasi tto CRYING FOR YOU
Honja dasi tto MISSING FOR YOU
Baby! I love you! I'm waiting for you!

Neoui harue nan eoptgettji
Tto kieokjoch'a eoptgettjiman
Neoman paraman pogoittneun nan
Honja ch'ueokeul mandeulgo isseo

Naegen sarangiran areumdaun sangch'eokat'a
Neoui yeppeun misoreul poado
Hamkke nan utjido mothae

Niga neomu saenggaknaneun nalen
Kaseum sirigo seulp'eun naleneun
Niga pogosip'ta ipgae maemdola
Honja dasi tto CRYING FOR YOU
Honja dasi tto MISSING FOR YOU
Baby! I love you! I'm waiting for you!

Bye, bye, never say goodbye
Ireohke chapji mothajiman
I need you amu maldo mothae I want you
Paraedo dasi paraedo

Niga neomu pogosip'eun nalen
Neomu kyeondigi himdeul naleneun
Neoreul saranghanda ipgae maemdola
Honja dasi tto CRYING FOR YOU

Niga neomu saenggaknaneun nalen
Kaseum sirigo seulp'eun naleneun
Niga pogosip'ta ipgae maemdola
Honja dasi tto CRYING FOR YOU
Honja dasi tto MISSING FOR YOU
Baby! I love you! I'm waiting for you!

because of you


Spoken:
Look, why don’t you play that song you played for me yesterday?
Oh ok yeah, that song because of you, cool
This is a song called because of you…written because of you…here we go
Verse 1:
…oh yah, oh yah…
If ever you wondered if you touched my soul yes you do
Since I met you I’m not the same 
You bring life to everything I do
Just the way you say hello 
With one touch I can’t let go
Never thought I’d fall in love with you…
Chorus:
Because of you, my life has changed, thank you for the love and joy you bring
Because of you, I feel no shame, I’ll tell the world it’s because of you
Verse 2:
Sometimes I get lonely and all I gotta do is think of you
You captured something inside of me 
You make all of my dreams come true
It’s not enough that you love me for me 
You reached inside and touched me eternally
I love you best explains how I feel for you…
Chorus:
Because of you, my life has changed, thank you for the love and the joy you bring
Because of you, I feel no shame, I’ll tell the world it’s because of you
Bridge:
The magic in your eyes 
True love I can’t deny
When you hold me I just lose control
I want you to know that I’m never letting go
You mean so much to me I want the world to see,
It’s because of you
Chorus:
Because of you, my life has changed, thank you for the love and the joy you bring
Because of you, I feel no shame, I’ll tell the world it’s because of you
My life has changed thank you for the love and the joy you bring 
Because of you, I feel no shame, I’ll tell the world it’s because of you…
Spoken: 
Because of you

when you love someone

I love you but it's not so easy to make you here with me
I wanna touch and hold you forever
But you're still in my dream
And I can't stand to wait ‘till nite is coming to my life
But I still have a time to break a silence

When you love someone
Just be brave to say that you want him to be with you
When you hold your love
Don't ever let it go
Or you will lose your chance
To make your dreams come true...

I used to hide and watch you from a distance and i knew you realized
I was looking for a time to get closer at least to say... “hello”
And I can't stand to wait your love is coming to my life
When you love someone
Just be brave to say that you want him to be with you
When you hold your love
Don't ever let it go
Or you will loose your chance
To make your dreams come true...

And I never thought that I'm so strong
I stuck on you and wait so long
But when love comes it can't be wrong
Don't ever give up just try and try to get what you want
Cause love will find the way....
When you love someone
Just be brave to say that you want him to be with you
When you hold your love
Don't ever let it go
Or you will loose your chance
To make your dreams come true...